Minggu, 12 Februari 2012

NEO MARITIM INDONESIA

Oleh Renny Masmada Neo Maritim Indonesia adalah bahasa baru dari filosofi berkebangsaan yang pernah ada di bumi Nusantara ini, yang bersumber dari konsepsi Negara Maritim gagasan Gajah Mada  sebagai Bapak bangsa berdasarkan falsafah persatuan dan kesatuan bangsa seperti tertuang dalam kitab Sutasoma karya Rakawi Tantular: Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma mangrwa.

Memiliki wilayah sangat luas dengan hamparan pulau dan dua pertiga lautan di antaranya, secara geografis, Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan tegas berwatak maritim.
Kenyataan sejarah ini dicatat Sriwijaya sebagai Negara Maritim yang pernah mengalami kejayaan di bumi Nusantara ini dari tahun 683-1030. Kebesarannya terkenal sampai ke luar perairan Nusantara.
Disusul kemudian oleh Majapahit yang dikomandani oleh Mahapatih Gajah Mada, tercatat bukan hanya terbukti mengalami zaman keemasan sebagai negara maritim, namun mampu memberi warisan persatuan dan kesatuan bangsa yang sampai saat ini menjadi kekuatan filsafati bangsa menghadapi berbagai tantangan bangsa dari berbagai kepentingan untuk menghancurkan nilai-nilai persatuan itu.
Pancasila, sebagai dasar negara memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap peradaban bangsa yang pernah ada di bumi ini. Lima sila yang menjadi soko guru berpijak bangsa telah semakin mempertajam akar filsafati bangsa berhadapan dengan perkembangan nilai-nilai budaya, keagamaan, sosial kemasyarakatan dan perekonomian yang semakin kompleks dan berkembang sangat pesat di seluruh dunia.
Nusantara Raya baru telah lahir sebagai pewaris bangsa besar sejak ratusan tahun lalu dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai negara maritim, Indonesia sudah saatnya mengarahkan political will negara ini ke arah terwujudnya kemakmuran bangsa melalui pemanfaatan dan pengelolaan potensi kelautan yang sangat perperan penting bukan saja bagi sektor kelautan tetapi juga pertanian/perkebunan sebagai sumber daya daratan yang mempunyai peluang pasar sangat besar namun terkendala dengan sarana infrastruktur yang sebagian besar pada transportasi laut.
Terkendalanya infrastruktur mengakibatkan (salah satunya) biaya produksi menjadi tinggi yang pada akhirnya akan menurunkan daya saing pasar dan terhambatnya transaksi perdagangan pada sektor pertanian dan perkebunan. Sektor pertanian dan perkebunan semakin lama menjadi tak punya daya jual. Bukan hanya itu, petani semakin hari menjadi semakin tak berdaya mengembangkan hasil panen yang semakin menurun secara kuantitas dan kualitas.
Dengan membangun pelabuhan sebagai sentra perdagangan dan perhubungan antar pulau dan negara, tentunya juga dengan memperhatikan pembangunan infrastruktur daratan sebagai transportasi penghubung, akan menekan biaya produksi pada titik terendah yang pada akhirnya menciptakan pasar produktif pada sektor pertanian, perkebunan dan kelautan. Barang produksi punya daya jual dan mampu bersaing di pasar bebas.
Kapal-kapal alat transportasi lainnya sebagai infrastruktur dibangun secara besar-besaran.
Kota pantai dan daerah penghasil produksi menjadi bergairah. Kemakmuran dan kesejahteraan rakyat akan menciptakan peluang-peluang baru. Tata-nilai kemasyarakatan akan membentuk manusia cerdas yang sadar bagaimana mengembangkan seluruh sumber daya yang dimiliki.
Pemanfaatan potensi alam akan benar-benar dieksploitasi oleh masyarakat bagi kepentingan bangsa secara keseluruhan dan sebenar-benarnya kemakmuran rakyat. Lapangan kerja secara langsung tersedia dalam berbagai kesempatan dan sektor usaha.
Investor dan pelaku bisnis luar negeri menjadi bergairah melakukan kerjasama dan transaksi perdagangan. Regulasi dan seluruh produk hukum menjadi fleksibel dan memberikan pencerahan bagi seluruh pelaku bisnis dalam dan luar negeri.
Ekonomi maritim telah memberikan harapan baru bagi pengembangan seluruh sektor bisnis di negara ini. Seluruh potensi bangsa memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi bangsa, yang pada akhirnya akan menciptakan masyarakat sejahtera, gemah ripah loh jinawi  yang cerdas dan mampu membangun bangsa ini seperti yang pernah ada lebih dari enam ratus tahun lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar