1. Kerajaan Kutai
Kerajaan Hindu pertama di Indonesia. Terletak di
Tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Di Kutai ditemukan prasasti
berupa "yupa" yaitu tugu batu yang digunakan dalam upacara kurban. Yupa
ini bertuliskan huruf Pallawa dan Bahasa Sankserta, diperkirakan berasal
dari tahun 400 M. Dalam Yupa diterangkan mengenai silsilah raja-raja
Kutai. Raja Kutai yang pertama adalah Kudungga(nama ini diperkirakan
asli orang Indonesia). Kudungga mempunyai putra yang bernama Aswawarman,
nama ini diperkirakan berasal dari India sehingga Aswawarman dianggap
sebagai "wangsakarta" atau pembentuk keluarga/dinasti. Selain itu ia
juga dijuluki "Ansuman" atau dewa matahari. Aswawarman mempunyai putra
bernama Mulawarman. Mulawarman adalah raja yang terbesar/terkenal di
Kutai.
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Hindu ini terletak di
dekat sungai Citarum, Jawa Barat. Kerajaan ini di perkirakan berdiri
tahun 450 M. Raja yang paling terkenal adalah Purnawarman. Ia adalah
raja yang sangat baik terhadap rakyat, hal ini dibuktikan dengan
pembuatan irigasi atau sungai untuk mengairi sawah dan mencegah banjir,
sungai ini diberi nama sungai "Gomati". Prasasti-prasasti peninggalan
kerajaan Tarumanegara antara lain Prasasti Tugu, Munjul, Kebon Kopi,
Pasir Awi, Jambu,Ciaruteun, dan Muara Cianten.
3. Kerajaan Kaling
Keterangan
mengenai kerajaan ini diperoleh dari prasasti Tuk mas. Berdasarkan
prasasti ini diperkirakan Kerajaan Kaling berada di sekitar Purwodadi
dan Blora. Raja yang terkenal adalah Ratu Sima. Ia dikenal sebagai Ratu
yang tegas, jujur, dan bijaksana.
4. kerajaan Sriwijaya
Keterangan
mengenai kerajaan sriwijaya diperoleh dari berita perjalanan I-Tsing,
seorang pendeta Budha dari Cina. Sriwijaya merupakan kerajaan Budha yang
berada di Sumatra Selatan. Selain dari I-Tsing, keterangan mengenai
Sriwijaya juga diperoleh dari Prasasti-prasasti antara lain : Prasasti
kedukan bukit yang berisi tentang perjalanan suci Sang Dapunta Hyang,
Prasasti Kota Kapur yang berisi permintaan kepada para dewa untuk
menjaga kesatuan Sriwijaya, Prasasti Telaga Batu yang berisi kutukan
terhadap mereka yang berbuat kejahatan, prasasti Talang tuo dan prasasti
Karang Berahi. Raja yang pernah berkuasa adalah Sri Jayanaga,
Balaputradewa (raja yang paling terkenal), dan Sri
Sanggramawijayatunggawarman. Kerajaan Sriwijaya runtuh akibat serangan
Raja Colamanda dari India dan Ekspedisi Pamalayu dari Singosari.
5. Kerajaan Mataram Kuno
Keterangan
mengenai kerajaan ini diperoleh berdasarkan prasasti Gunung Wukir,
Magelang. Kerajaan ini diperintah oleh Raja Sanjaya dan Raja Sanna
(Sanjaya adalah keponakan Sanna. Kerajaan Mataram diperintah oleh
raja-raja dari Dinasti Sanjaya (yang menganut agama Hindu ) dan
raja-raja dari Dinasti Syailendra (yang menganut Agama Budha). Setelah
Raja Sanjaya meninggal, Mataram diperintah oleh Rakai Panangkaran.
Setelah Panangkaran yang berkuasa adalah Samaratungga, pada masa
kekuasaan Samaratungga dibangun Candi Borobudur. Pengganti Samaratungga
adalah menantunya yaitu Rakai Pikatan (suami dari Pramodhawardani).
Kerajaan Mataram mencapai Puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Raja
Balitung.
Pada tahun 929 M, pusat kerajaan Mataram dipindahkan ke
Watugaluh (JawaTimur) oleh Empu Sindok. Hal ini dilakukan untuk
menghindari ancaman bahaya letusan gunung berapi. Pengganti Empu Sindok
adalah Dharmawangsa. Ketika kepemimpinannya terjadi peristiwa "Pralaya
Medang" yaitu penyerbuan Mataram oleh Wura Wari (bawahan Darmawangsa
yang dihasut oleh Sriwijaya). Pengganti Dharmawangsa sekaligus raja
terakhir Mataram adalah Airlangga. Airlangga adalah menantu
Dharmawangsa. Berakhirnya kerajaan mataram karena Airlangga membagi
kerajaan menjadi dua untuk menghindari perebutan kekuasaan antara putra
Darmawangsa dan putra Airlangga, Mapanji Garasakan. Mataram dibagi
menjadi dua yaitu Jenggala atau singosari yang beribu kota di kahuripan
dan Panjalu atau Kediri yang beribu kota di Daha.
6. Kerajaan Singasari
Pusat
Kerajaan Singosari terletak di Malang, Jawa Timur. Kerajaan ini
didirikan oleh Ken Arok, setelah berhasil membunuh Bupati tumapel
Tunggul Ametung. Ken Arok menjadi raja pertama Singasari dan berhasil
memperistri Ken Dedes, istri Tunggul Ametung. Ken Arok bergelar Sri
Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Pada tahun 1227 Ken Arok dibunuh oleh
Anusapati (anak dari Tunggul Ametung). Pemerintahan Anusapati tidak
berjalan lama karena ia dibunuh oleh Tohjaya (anak dari Ken Arok). Tidak
lama kemudian Ranggawuni (anak dari Anusapati menuntut kekuasaan dari
Tohjaya, tetapi Tohjaya menolak dan mengirimkan pasukan melawan
Ranggawuni, dalam pertempuran tersebut Tohjaya melarikan diri dan
akhirnya meninggal di daerah Katang Lumbung. Ranggawuni naik tahta
dengan gelar Sri Jaya Wisnu Wardana. Setelah meninggal ia digantikan
putranya yaitu Kertanegara. Keruntuhan kerajaan Singasari adalah karena
mendapat serangan Jayakatwang dari Kediri.
7. Kerajaan Majapahit
Kerajaan
Majapahit berada di sekitar Delta sungai Brantas, Mojokerto. Raja
Majapahit yang pertama adalah Raden Wijaya dengan gelar Kertarajasa
Jayawardhana. Setelah Raden Wijaya meninggal, Majapahit diperintah oleh
Jayanegara.Dalam masa pemerintahannya timbul beberapa pemberontakan
antara lain, pemberontakan Nambi, Semi, Ranggalawe, Lembu Sora dan Kuti.
Pemberontakan Kuti adalah yang dianggap paling berbahaya karena
berhasil menduduki ibukota Majapahit dan Jayanegara terpaksa mengungsi
ke daerah Badander. Akhirnya pemberontakan Kuti berhasil dipadamkan oleh
Gajah Mada, dan berkat jasanya ia di angkat menjadi patih Kahuripan.
Pengganti Jayanegara adalah Tribuwanatunggadewi. Ketika pemerintahannya
timbul pemberontakan Sadeng, pemberontakan ini juga berhasil ditumpas
oleh Gajah Mada sehingga ia di angkat menjadi Mahapatih Majapahit. Pada
waktu pelantikan ia mengucapkan sumpah yang dikenal dengan "Sumpah
Palapa". Isi sumpahnya adalah tidak akan merasakan palapa (istirahat)
sebelum menyatukan nusantara di bawah Majapahit. Setelah
Tribuwanatunggadewi meninggal ia digantikan putranya yaitu Hayam Wuruk.
Majapahit mencapai masa keemasan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, di
dampingi mahapatih Gadjah Mada. Keruntuhan Majapahit antara lain akibat
tidak ada tokoh yang cakap dan berwibawa sesudah wafatnya Hayam Wuruk
dan Gajah Mada, Terjadi Perang paregrek (perang saudara) antara Bhre
Wirabumi dan Wikramawardhana, Banyak negeri bawahan Majapahit yang
berusaha melepaskan diri, dan Berkembangnya agama Islam di pesisir
Pantai Utara Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar